Kalau lo anak rentalan PS1 era 90-an atau awal 2000-an, pasti pernah denger yang namanya Castlevania: Symphony of the Night. Game yang satu ini bisa dibilang bukan cuma sekadar game action side-scrolling biasa, tapi udah jadi ikon dalam sejarah video game. Bahkan sampai sekarang, banyak banget game modern yang masih ngambil inspirasi dari gameplay-nya Symphony of the Night. Jadi, wajar aja kalau game ini jadi cult classic dan punya fanbase garis keras.
Di artikel ini, kita bakal bahas tuntas soal game legendaris ini dari segala sisi: mulai dari gameplay, cerita, karakter, sampai kenapa dia jadi salah satu game terbaik sepanjang masa. Siapin cemilan, bro, karena bakal panjang dan penuh kenangan.
Awal Mula Symphony of the Night: Lahirnya Sebuah Legenda
Dirilis pada tahun 1997 oleh Konami untuk PlayStation 1, Castlevania: Symphony of the Night adalah kelanjutan dari waralaba Castlevania yang udah cukup lama berjalan. Tapi game ini beda banget dari game Castlevania sebelumnya.
Kalau game Castlevania sebelum-sebelumnya fokus ke gameplay linear dan aksi cepat, Symphony of the Night justru ngambil pendekatan open-ended alias exploration-heavy. Banyak yang bilang game ini ngebuka jalan buat genre Metroidvania—gabungan dari Metroid dan Castlevania yang fokus ke eksplorasi dan progres bertahap lewat ability baru.
Cerita yang Bikin Merinding
Lo bakal mainin karakter bernama Alucard—anaknya Dracula (iya, anaknya si Raja Vampir sendiri, bro!). Dia bangkit dari tidurnya yang panjang karena Castle Dracula tiba-tiba muncul lagi setelah kematian Richter Belmont di game sebelumnya.
Misi Alucard simpel tapi dalem: cari tahu siapa dalang di balik kebangkitan kastil dan menghentikan ancaman gelap yang merusak dunia. Di tengah perjalanan, lo bakal nemuin karakter-karakter lain kayak Maria Renard, Richter Belmont (yang ternyata masih hidup), dan berbagai makhluk mengerikan dari neraka.
Plot-nya gelap, misterius, dan penuh twist. Dan buat ukuran game tahun 90-an, ceritanya dalem banget.
Gameplay: Kombinasi Aksi, Eksplorasi, dan RPG
Ini dia bagian paling epic dari Symphony of the Night: gameplay-nya. Lo bakal ngejelajahin kastil Dracula yang gede banget dan penuh rahasia. Gak ada peta linear di sini. Lo bisa bolak-balik ke area sebelumnya, buka jalan baru pakai ability yang lo dapet, dan nemuin item atau equipment keren.
Beberapa fitur gameplay yang bikin game ini beda dari yang lain:
🎮 1. Open-ended Exploration
Lo bebas jelajahin kastil sepuasnya, tapi ada beberapa area yang cuma bisa diakses setelah dapet skill atau item tertentu. Misalnya, lo butuh ability mist form buat ngelewatin jeruji, atau double jump buat naik ke platform tinggi.
🧙♂️ 2. Leveling & RPG Elements
Ini yang bikin game makin dalem: Alucard bisa naik level, punya stats kayak STR, CON, INT, dan dapet equipment yang ngaruh langsung ke performa lo di medan tempur.
⚔️ 3. Senjata & Spell Beragam
Lo bisa pake pedang, kapak, pisau, bahkan tameng yang bisa nyerang! Ditambah lagi ada spell yang bisa lo cast dengan kombinasi tombol, mirip kayak jurus di game fighting.
🧩 4. Rahasia di Mana-Mana
Ini bukan cuma game action, bro. Lo bakal nemuin ratusan rahasia, ruangan tersembunyi, boss opsional, sampai ending rahasia. Bahkan kastilnya sendiri bisa kebalik alias Inverted Castle kalau lo tau cara ngaksesnya. Dan itu kayak dapet game kedua dalam satu paket!
Grafis & Musik: Karya Seni yang Gak Lekang oleh Waktu
Walaupun rilis di era 3D lagi naik daun, Symphony of the Night tetap setia sama grafis 2D pixel art, tapi bukan berarti jelek. Justru ini salah satu game dengan pixel art terindah sepanjang masa. Animasi Alucard halus banget, musuh-musuh punya desain unik dan creepy, dan efek sihir atau senjatanya juga keren abis.
Nah, musiknya? Jangan ditanya. Soundtrack-nya digarap sama Michiru Yamane, dan dia ngasih komposisi yang epik, haunting, dan berkelas. Lagu kayak “Dracula’s Castle” atau “Lost Painting” udah jadi anthem buat fans Castlevania sampai sekarang.
Kenapa Symphony of the Night Itu Legendaris?
Lo mungkin bertanya, kenapa game ini dianggap salah satu game terbaik sepanjang masa? Nih alasannya:
-
Gameplay yang revolusioner, jadi blueprint buat genre Metroidvania.
-
Desain kastil yang ikonik, penuh rahasia dan variasi area yang gak ngebosenin.
-
Karakter memorable kayak Alucard, Richter, dan Maria.
-
Replayability tinggi berkat berbagai ending dan kastil terbalik.
-
Atmosfer gothic yang bener-bener bikin lo tenggelam dalam dunia kelam.
Gak heran kalau game ini selalu nongol di daftar “Best Games of All Time” dari berbagai media game terkenal.
Legacy dan Pengaruhnya ke Dunia Game
Setelah kesuksesan Symphony of the Night, banyak game lain yang coba ngikutin jejaknya. Judul-judul kayak Hollow Knight, Bloodstained: Ritual of the Night (yang bahkan dibuat oleh developer lamanya, Koji Igarashi), sampai Dead Cells—semuanya ngambil inspirasi dari formula SOTN.
Bahkan sekarang, di tahun 2020-an, fans masih berharap Konami mau ngebuat remaster atau sekuel spiritual dari game ini. Saking ikoniknya!
Tips Buat Lo yang Mau Main Ulang
Buat lo yang mau nostalgia atau baru nyoba Symphony of the Night, berikut tips-tips kece:
-
Jangan skip ruangan atau area mencurigakan. Biasanya ada rahasia.
-
Coba spell “Soul Steal”. Efeknya OP banget dan berguna di early game.
-
Pake Shield Rod dan Alucard Shield buat combo terkuat.
-
Cari item “Duplicator” buat spam item dan bikin hidup lo lebih gampang.
-
Jangan puas setelah kalahin Richter. Itu bukan akhir game, bro!
Game Klasik yang Masih Hidup
Castlevania: Symphony of the Night itu bukan cuma game nostalgia, tapi juga warisan dari era keemasan video game. Lo bisa mainin lagi sekarang lewat PSN, Xbox, atau bahkan mobile versi resminya. Dan setiap kali lo main, rasanya tetep aja magis dan bikin nagih.
Jadi buat lo yang doyan game dengan cerita kuat, gameplay eksploratif, dan atmosfer gelap nan elegan, Symphony of the Night wajib banget lo mainin. Siap-siap ketagihan ngubek-ngubek kastil, ngalahin monster, dan ngebuka semua rahasia yang disimpen sama Alucard dan teman-temannya.
Tolong untuk tidak meninggalkan link sampah didalam komentar, berkomentarlah dengan bijak dan relevan dengan isi artikel diatas.